LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI GULA DAN KEMBANG GULA
PEMBUATAN PERMEN KERAS ( HARD CANDY )
OLEH :
KELOMPOK 5
CLARA SANIA (1610511048)
DARA YUDHISTIRA (1610511049)
VINA PRILATMI ANGGRAENI (1610511050)
LENOVIA IDHA POLA SITOHANG (1610511055)
BRYAN (1610511060)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Hard candy
merupakan salah satu permen non kristalin yang memiliki tekstur keras,
penampakan mengkilat dan bening. Hard
candy disebut juga dengan high boiled
sweet atau permen keras. Permen ini pada umumnya terbuat dari campuran gula
dan sirup glukosa serta bahan-bahan lain yang ditambahkan untuk memberikan rasa
dan penampakan yang lebih baik seperti flavor dan pewarna. Hard candy mengandung total solid sebanyak 97% yang memberikan
tekstur yang baik dan umur simpan yang optimal. Selain itu, hard candy memiliki sifat yang
higroskopis sehingga proses pengolahan, penanganan dan pembungkusan harus
diperhatikan agar tidak terjadi kristalisasi dan penyerapan udara.
Proses
pengolahan hard candy diawali dengan
memanaskan campuran gula dan sirup glukosa hingga larut dan pada suhu tertentu
ditambahkan flavor dan pewarna kemudian dipanaskan kembali hingga suhu larutan
menjadi 150°C, tahap selanjutnya dipadatkan atau dicetak (Koswara, 2009).
Produk akhir yang dihasilkan memiliki kadar air kurang dari 2%, mengkilat,
vikositas tinggi, stabil pada suhu ruang dan padat. Dalam pembuatan hard candy menghindari terjadinya proses
kristalisasi gula sehingga suhu pemanasan harus diperhatikan dan menghindari
proses pengadukan. Faktor lainnya yaitu formulasi bahan harus tepat agar
mencegah sifat stickiness dan graining pada hard candy yang dihasilkan. Oleh sebab itu, perlu diketahui proses
pengolahan hard candy dengan
formulasi yang tepat dan mengetahui karakteristik permen yang dihasilkan.
1.2.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui proses pengolahan hard
candy dan mengetahui karakteristik permen hard candy yang dihasilkan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Permen adalah sejenis
gula-gula atau makanan berkalori tinggi yang pada umumya berbahan dasar gula
dengan konsentrasi tertentu dan dicampur dengan air serta diberi tambahan
perasa atau pewarna agar lebih menarik.
Pada awalnya permen berbahan dasar madu untuk melapisi buah atau bunga agar bih
awet dan bentuknya seperti permen. Permen pertama kali dibuat oleh bangsa
cina, timur tengah, mesir, yunani dan
romawi (Toussaint dan Maguelonne, 2009). Permen dibuat dengan mendidihkan
campuran gula dan air bersama dengan bahan pewarna dan pemberi rasa sampai
tercapai kadar air kira-kira 3%. Biasanya suhu yang digunakan sebagai petunjuk
kandungan padatan. (Buckle, et al., 1987). Permen yang banyak beredar di
kalangan masyarakat berjenis permen keras (Hard Candy) dan lunak (Soft
Candy). Berdasarkan SNI 547.1:2008 kembang gula keras (Hard Candy)
merupakan jenis makanan selingan berbentuk padat, dibuat dari gula atau
campuran dengan pemanis lain, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain
dan bahan tambahan pangan (BTP) yang diijinkan, bertekstur keras, tidak menjadi
lunak jika dikunyah. Bahan baku utama adalah gula.
Hard candy merupakan salah satu permen non-kristalin
yang rnemiliki tekstur keras, penampakan mengkilat dan bening. Bahan utama
dalam pembuatan perrnen jenis ini adalah sakarosa, air, dan sirup glukosa,
sedangkan bahan tambahannya adalah flavor, pewarna, dan zat pengasam. Hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan sakarosa sebagai bahan utama pembuatan
permen adalah kelarutannya (Martin, 1995). Permen yang menggunakan sakarosa
murni mudah mengalami kristalisasi. Pada suhu 120°C hanya 66,7% sakarosa murni
yang dapat larut. Bila larutan sakarosa 80% dimasak hingga 109,6°C dan kemudian
didinginkan hingga 20°C, 66,7% sakarosa akan terlarut dan 13,3% terdispersi.
Bagian sakarosa yang terdispersi ini akan menyebabkan kristalisasi pada produk
akhir. Oleh karena itu perlu digunakan bahan lain untuk meningkatkan kelarutan
dan menghambat kristalisasi, misalnya sirup glukosa dan gula invert (Martin,
1995).
Dalam pembuatan Hard Candy, penambahan sirup glukosa
sangat dibutuhkan selain sukrosa sebagai bahan utama. Hal ini dapat mencegah
kristalisasi dan membuat tekstrur permen menjadi lebih baik. Sirup glukosa yang
digunakan dapat meningkatkan viskositas dari permen sehingga permen tetap tidak
lengket dan mengurangi migrasi molekul karbohidrat. Permen yang jernih dapat
dihasilkan dengan kandungan air yang rendah dan penambahan sirup glukosa yang
akan mempertahankan viskositas tinggi. Selain gula sebagai bahan dasar,
isomalt, lactitol, maltitol, atau hidrolisat pati yang terhidrogenasi dapat
pula digunakan sebagai substitusi (Martin, 1995). Masalah yang dapat terjadi
pada hard candy adalah stickiness dan graining. Stickiness
terjadi karena meningkatnya kadar air pada permen sehingga permen lebih
bersifat higroskopis. Masalah ini dapat diatasi menggunakan sakarosa dan sirup
glukosa. Akan tetapi, rasio antara sakarosa dan sirup glukosa perlu disesuaikan
karena kesalahan rasio kedua bahan tersebut dapat menyebabkan graining (mengkristal).
Penyimpanan pada suhu dan RH (relative humidity) yang tinggi (di atas
45%) juga dapat menimbulkan masalah kelengketan dan graining, karena
permen menyerap air, sehingga RH penyimpanan harus dijaga agar tidak lebih dari
45%. Hard candy diharapkan tidak lengket atau tidak mengkristal ketika
diterima oleh konsumen (Martin, 1995).
BAB
3
METODOLOGI
3.1 Alat
·
Thermometer
·
Wajan anti lengket
·
Sendok kayu
·
Gelas ukur
·
Timbangan
3.2 Bahan
·
Sirup glukosa
·
Gula pasir
·
Air bersih
·
Esen permen
3.3 Prosedur Kerja
1. Dimasukkan
gula pasir 200 gram dan air sebanyak 180 ml kedalam wajan
2. Dipanaskan
dengan api kecil sampai gula larut dan mendidih
3. Ditambahkan
sirup glukosa sebanyak 100 gram
4. Dipanaskan
kembali tanpa pengadukan hingga suhu 150°C
5. Dihentikan
pemanasan jika mencapai 150°C dan ditambahkan esen permen sambil diaduk merata
6. Selanjutnya
permen dicetak dengan cetakan permen dan dibiarkan mengeras. Setelh mengeras
dilakukan pengamatan meliputi warna, tekstur, rasa, dan penerimaan keseluruhan.
BAB
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
(Gula pasir :Sirup glukosa)
|
Rasa
|
Kekerasan
|
Kelengketan
|
PK
|
1
225 : 75
|
4
|
5
|
3
|
3
|
2
225 : 75
|
2
|
5
|
3
|
3
|
3
240 : 60
|
3
|
4
|
2
|
4
|
4
240 : 60
|
3
|
4
|
3
|
4
|
5
200 : 100
|
5
|
4
|
2
|
4
|
6
200 : 100
|
2
|
4
|
4
|
3
|
Keterangan
:
Kekenyalan: Kekerasan :
5 : Sangat Kenyal 5 : Sangat Keras
4 : Kenyal 4 : Keras
3 : Biasa 3 : Biasa
2 : Tidak Kenyal 2 : Tidak Keras
1 : Sangat Tidak Kenyal 1 : Sangat Tidak Kenyal
Rasa: 5 :
Sangat suka
4 : Suka
3 : Biasa
2 : Tidak suka
1 : Sangat tidak suka
4.2 Pembahasan
Hard candy adalah jenis permen yang mempunyai tekstur
keras dan tampak bening serta mengkilap ( glossy ), bahan utama dalam pembuatan
hard candy adalah sukrosa, sirup glukosa dan air. Sukrosa merupakan salah satu
pemanis alami yang sering digunakan dalam aplikasi produk pangan, seperti
permen, roti manis, sirup dan lain-lain. Sukrosa memiliki tingkat kemanisan
paling tinggi dan memiliki dampak negatif bagi tubuh bila dikonsumsi dalam
jumlah berlebih, misalnya kegemukan dan karies gigi (Ramadhan,2012).
Pada penelitian dilakukan pembuatan hard candy dengan
tiga perlakuan berbeda. Perlakuan ini dibedakan oleh perbandingan konsentrasi
gula pasir : sirup glukosa. Ketiga perlakuan itu adalah 225 : 75; 240 : 60 dan
200 : 100. Berdasarkan uji sensoris oleh panelis terhadap aspek sensoris,
seperti rasa, kekerasan dan kelengketan maka diperoleh hasil perlakuan dengan
240 : 60 adalah hard candy yang paling disukai oleh panelis. Hal ini terjadi
karena semakin banyak sukrosa yang ditambahkan maka semakin manis permen yang
dihasilkan. Pengaruh dari pemanasan tinggi adalah terbentuknya warna coklat
karena terjadinya reaksi antara amino group (protein, asam amino, peptida)
dengan gula, reaksi ini disebut maillard.
Fungsi bahan-bahan dalam pembuatan hard candy seperti
sukrosa adalah untuk sedikit mengeraskan permen agar mudah dibentuk, fungsi
glukosa adalah untuk membuat permen menjadi hard agar mudah digigit.
Berdasarkan hasil pengamatan permen hard candy yang dihasilkan bertekstur keras hal ini mungkin dikarenakan
glukosa yang digunakan sebanding dengan gula pasir yang ditambahakan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan hard
candy agar diperoleh penampakan yang bening (jernih) adalah suhu pemasakan,
waktu pemasakan, serta pengadukan adonan. Suhu pemasakan yang digunakan adalah
135-140°C. Suhu pemasakan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya
karamelisasi ditandai dengan penampakan adonan yang berwarna agak kecokelatan
dan tidak jernih. Prinsip pembuatan hard
candy adalah proses karamelisasi dari larutan gula sehingga membentuk permen
keras. Penambahan sirup glukosa inilah yang mencegah kristalisasi atau butiran
pada permen yang tidak membentuk struktur permen yang baik. Sehingga selama
proses pemasakan warna coklat akan terbentuk yang disebabkan oleh karamelisasi
serta reaksi gula selama pemasakan.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Simpulan
Dari
penelitian ini diperoleh kesimpulan :
1. Berdasarkan
uji sensoris oleh panelis terhadap aspek sensoris, seperti rasa, kekerasan dan
kelengketan maka diperoleh hasil perlakuan dengan 240 : 60 adalah hard candy
yang paling disukai oleh panelis.
2. Glukosa
adalah untuk membuat permen menjadi hard agar mudah digigit sehingga
semakin banyak konsentrasi glukosa maka hard candy yang dihasilkan semakin
keras dan tidak mudah meleleh.
3. Sirup glukosa juga yang mencegah kristalisasi atau butiran
pada permen yang tidak membentuk struktur permen yang baik. Sehingga selama
proses pemasakan warna coklat akan terbentuk yang disebabkan oleh karamelisasi
serta reaksi gula selama pemasakan.
4. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pembuatan hard candy agar diperoleh penampakan
yang bening (jernih) adalah suhu pemasakan, waktu pemasakan, serta pengadukan
adonan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali S. 1987. Aspek-aspek fisiko kimia serta
proporsi bahan-bahan pembentuk gel dalam pembuatan permen jelly [skripsi].
Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Buckle, K.A, R.A Edwards, G.H. Fleet, dan M.
Wooton. 1985. Ilmu Pangan.Terjemahan oleh H. Purnomo dan Adiono. Jakarta.
Penerbit Universitas Indonesia.
Darwin P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa
Takut. Perpustakaan Nasional: Sinar Ilmu.
Handayani, Euis. 2007. Pembuatan Karamel dari
Susu Sapi dan Karakteristisasi Fisik dan pHnya. Skripsi. Departemen Fisika,
FMIPA. IPB, Bogor.
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan
Permen (EBOOKPANGAN). Semarang: Universitas Muhammadiyah.
Purnama Sigit,Y.2016. EKSPERIMEN
PEMBUATAN HARD CANDY DENGAN
EKSTRAK KULIT JERUK SUNKIST
Komentar
Posting Komentar