PEMBUATAN MARSMALLOW


LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI GULA DAN KEMBANG GULA

PEMBUATAN MARSMALLOW

Kelompok 5

Clara Sania Krisanta                     1610511048

Dara Widya Yudhistira H. S         1610511049

Vina Prilatmi Anggraeni                1610511050

Lenovia Idha Pola Sitohang        1610511055

Bryan                                                 1610511060




PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019




BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

            Permen (candy) atau kembang gula adalah salah satu mekanan ringan yang terbuat dari gula ataupun pemanis dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lainnya dan sangat digemari ole masyarakat terutama oleh anak kecil. Dalam proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu kembang gula yang berkristal (crystalline candy) dan kembang gula yang tidak berkristal (noncrystalline candy). Kembang gula yang berkristal memiliki struktur kristal yang jelas misalnya fondant dan fudge, sedangkan kembang gula yang tidak berkristal tidak memiliki kristal tetapi memiliki tekstur yang halus misalnya caramel, marsmallow, dan gumdrops (Vail et al., 1978 dalam Felicia et al., 2017).

            Marsmallow atau permen lunak biasanya terbuat dar gula, sirup glukosa, pewarna dan bahan pembentuk gel yang diaduk hingga mengembang seperti busa yang lembut. Marsmallow merupakan produk yang aerated confectionary, dimana pada proses pengolahannya ada pemerangkapan udara dan tidak menggunakan suhu yang tinggi, sehingga tidak merusak kadar vitaminnya. Pada prinsip pembuatan marsmallow adalah menghasilkan gelembung udara dan memerangkapnya sehingga terbentuk busa yang stabil (Felicia et al., 2017). Menurut Chairman (1970) dalam Felicia untuk membentuk foam yang stabil pada produk marsmallow diperlukan bahan tambahan foaming agent atau whipping agent. Pada industri pangan, penggunaan gelatin merupakan salah satu polimer larut air yang dapat digunakan sebagai agen pembentuk gel, pengental, penstabil, pembuih dan pengemulsi. Sifat fungsional gelatin terbagi dua kelompok yaitu sifat fungsional gelatin sebagai pembentuk gel dan sifat fungsional gelatin untuk sifat permukaan produk (Alias dan Bhat, 2008 dalam Suryani dan Fithri, 2015).



Penambahan bahan tersebut sangat berpengaruh pada hasil dan tekstur akhir marsmallow (Felicia et al., 2017). Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum untuk mengetahui cara pembuatan marsmallow dan mengetahui konsentrasi whipping agent yang digunakan untuk menghasilkan karakteristik soft candy terbaik.

1.2 Tujuan

  1. Mahasiswa dapat melaksanakan proses pembuatan marsmallow.
  2. Mahasiswa dapat melihat karakteristik marsmallow terbaik yang dihasilkan.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA


2.1.    Marshmallow

Marshmallow merupakan suatu jenis permen yang tergolong dalam soft candy dengan bahan dasar gelatin dan gula terutama sukrosa dan sirup glukosa. Pada awalnya produk ini berasal dari tanaman yang bernama marshmallow (Althea officinalis). Resep asli dari marshmallow adalah menggunakan ekstrak akar dari tanaman marshmallow. Ekstrak akar marshmallow mempunyai sifat liat dan lengket serta membentuk gel bila dicampur dengan air. Seiring dengan perkembangan jaman, penggunaan ekstrak tersebut telah digantikan oleh gelatin yang mempunyai sifat hampir sama.

Marshmallow merupakan makanan ringan bertekstur seperti busa yang lembut dalam berbagai bentuk, aroma dan warna. Marshmallow ketika dimakan akan meleleh di dalam mulut karena merupakan hasil dari campuran gula atau sirup jagung, putih telur, gelatin, gum arab dan bahan perasa yang dikocok hingga mengembang (Nakai dan Modler 1999).

Marshmallow dapat dikelompokkan sebagai deposited (endapan), extruded, grained dan nongrained. Perbedaan utama antara produk deposited dan extruded adalah densitas dan kekerasan pada produk akhir yang dihasilkan. Marshmallow grained dan nongrained berbeda dalam hal perbandingan gula atau sirup jagung. Tekstur dari marshmallow grained benar-benar pendek, kering dan keras. Tekstur marshmallow akan berubah tergantung pada formulasi, densitas yang diinginkan, dan metode pembuatan, serta peralatan yang digunakan. Persyaratan mutu marshmallow diatur dalam Standar Nasional Indonesia kembang gula lunak dapat dilihat pada SNI 3547.2-2008.

2.2.    Proses Pengolahan Marshmallow

Marshmallow dihasilkan dari sistem koloid. Sistem koloid terdiri dua fase, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar). Marshmallow termasuk emulsi gas, dimana zat terdispersi berupa fase cair dan medium pendispersi berupa fase gas. Pada prinsipnya, pembuatan marshmallow adalah menghasilkan gelembung udara secara cepat dan memerangkapnya sehingga terbentuk busa yang stabil. Ada beberapa macam gelling agent yang berbeda yang dapat digunakan untuk pembuatan marshmallow, tergantung dari tekstur akhir yang diinginkan. Kekuatan gel yang dihasilkan tergantung dari jumlah gelling agent yang ditambahkan dan bahan lain yang digunakan (Jackson 1995). Pembuatan marshmallow dilakukan dengan pencampuran bahan-bahan tertentu. Bahan yang digunakan dalam pembuatan marshmallow yaitu sirup glukosa, sukrosa, gelatin, air, dan flavor. Adapun fungsi dari bahan-bahan utama tersebut, antara lain:

1.    Sirup Glukosa

Fungsi utama sirup glukosa dalam pembuatan soft candy adalah untuk mengontrol kristalisasi gula. Glukosa juga dapat menambah kepadatan dan mengatur tingkat kemanisan soft candy (Alikonis 1979).  Sirup glukosa mempunyai sifat higroskopis yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai pelindung pada soft candy (Minife 1989). Sirup glukosa yang digunakan dapat meningkatkan viskositas permen, sehingga permen tetap tidak lengket dan mengurangi migrasi dari karbohidrat. Perbandingan jumlah sirup glukosa dan sukrosa yag digunakan dalam pembuatan permen sangat menentukan tekstur yang terbentuk.

2.    Sukrosa

Penambahan sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi untuk memberikan rasa manis, dan dapat pula sebagai pengawet yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menurunkan aktivitas air dari bahan (Winarno 2008).

3.    Gelatin

Gelatin digunakan untuk memberikan fase cair dengan stabilitas yang cukup pada produk. Hal ini memungkinkan untuk mengubahnya menjadi busa dengan memasukkan gelembung udara. Gelatin bersifat dapat meningkatkan volume (menurunkan densitas), meningkatkan sifat viskositas (kekentalan), perubahan karakteristik sensori, tekstur yang halus, rasa manis dalam mulut dan sedikit lengket. Gelatin pada marshmallow berfungsi sebagai whipping dan gelling agent sehingga marshmallow memiliki tekstur lembut dan elastis atau kenyal.

Proses marshmallow diawali dengan pembuatan larutan gelatin. Larutan gelatin dibuat dengan melarutkan gelatin dan air dengan atau tanpa pemanasan. Pembuatan larutan gelatin dapat juga ditambahkan bahan gelatinizing agent lainnya seperti albumin telur, agar-agar, pektin, gum arab dan lainnya. Selanjutnya yaitu mencampurkan gula, sirup glukosa dan dapat juga ditambahkan gula invert, kemudian dipanaskan sampai larut dan mencapai suhu 112°C. Tahapan selanjutnya yaitu mencampurkan larutan gula yang telah dingin (suhu 71°C) dengan larutan gelatin serta flavor dan pewarna. Pencampuran dilakukan dengan mixer kemudian dicetak dan didinginkan selama 16-24 jam (Koswara. 2009). Tekstur dan densitas marshmallow dapat bervariasi dengan perbedaan jumlah putih telur dan gelatin dan dengan penambahan bahan gelatinisasi lain (gelatinizing agent) atau gum. Jumlah air mempengaruhi densitas “whip”.


BAB 3

METODOLOGI

3.1 Alat

-  Wajan anti lengket

-  Kompor

-  Sendok kayu

-  Waskom

-  Loyang

-  Mixer

-  Cetakan permen

3.2 Bahan

-  Gula pasir

-  Air

-  Gelatin

-  Sirup glukosa/fruktosa

-  Gula halus

-  Perasa buah

-  Kertas roti/alufo

3.3 Cara Kerja

1.    Dicampur 15g gelatin dan 62,5ml air dingin hingga kental ± 5 menit

2.    Dicampur 87,5 ml air panas, dengan 125 ml sirup glukosa/fruktosa dan  237,5 g gula pasir dalam panci. Masak diatas kompor sambil diaduk-aduk sampai mendidih suhu 125°C angkat.

3.    Dimasukkan gelatin sedikit demi sedikit ke dalam sirup yang masih hangat sambil dikocok dengan mixer kecepatan tinggi hingga kental dan dingin sekitar 10 menit.

4.    Ditambahkan pasta buah/vanili dan pewarna makanan aduk rata.

5.    Dituang adonan dalam loyang yang dialasi kertas roti lilin/alufo, dinginkan hingga masrhmellow dapat dipotong sekitar 3 jam.

6.    Dipotong marshmellow sesuai selera dan ditaburi dengan gula halus.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil

Uji Organoleptik Marshmallow

KELOMPOK
RASA
KEKENYALAN
KELENGKETAN
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
4
3
3
4
5
5
5
3
6
4
5
3

Keterangan:

Rasa                                            Kekenyalan                    Kelengketan

5 = Sangat suka                         5 = Sangat lunak           5=Sangat tidak lengket

4 = Suka                                      4 = Lunak                        4 = Tidak lengket

3 = Agak suka                             3 = Agak lunak               3 = Sedikit lengket

2 = Agak tidak suka                   2 = Tidak lunak               2 = Lengket

5 = Tidak suka                           1 = Sangat tidak lunak   1 = Sangat lengket

4.3 Pembahasan

Marshmallow atau manisan kenyal adalah makanan ringan bertekstur seperti busa yang lembut dalam berbagai bentuk, aroma dan warna. Marshmallow bila dimakan meleleh di dalam mulut karena merupakan hasil dari campuran gula atau sirup jagung, gelatin, dan bahan perasa yang dikocok hingga mengembang. Hasilnya berupa manisan kenyal berbentuk silinder yang dipotong-potong dan diguling-gulingkan dalam campuran tepung jagung dan gula halus (Nakai dan Modler,1999). Formulasi marshmallow terdiri dari, gelatin digunakan untuk meningkatkan aerasi dan membentuk tekstur marshmallow. Whipping agent seperti putih telur dan isolat protein kedelai, kadang-kadang ditambahkan untuk menentukan aerasi dan memodifikasi tekstur. Marshmallow dari gelatin memiliki tekstur lembut dan elastis atau kenyal, tetapi massanya lebih berat dari yang menggunakan putih telur. Gelling agent yang lain ialah pektin, agar, dan pati. Pada prinsipnya pembuatan marshmallow adalah menghasilkan gelembung udara secara cepat dan memerangkapnya sehingga terbentuk busa yang stabil.

Pada pratikum kali ini,dilakukan pembuatan marshmallow dengan menggunakan gelatin sebagai gelling agent. Marshmallow dari tiap kelompok diuji secara organelptik dengan parameter rasa dan tekstur (kelengketan dan kekenyalan. Tabel hasil diatas menunjukkan bahwa hasil terbaik secara keseluruhan diperoleh oleh kelompok 5 dengan skor rasa,kekenyalan, dan kelengkatan berturut-turut adalah 5,5,3.

Dalam pembuatan marshmallow ini,hal yang menjadi pembeda dalam tiap kelompok terutama dari teksturnya adalah suhu pemasakan dan proses setelah pemasakannya. Suhu pemasakan yang baik pada campuran gula adalah 125 oC. Lalu setelah itu harus langsung di mixer sehingga adonan tidak membeku dan terlalu lengket. Hal ini mungkin menjadi penyabab rasa,kekenyalan,dan kelengketan dari tiap kelompok berbeda-beda.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dapat disimpulkan pada pratikum kali ini, dilakukan pembuatan marshmallow dengan menggunakan gelatin sebagai gelling agent, hasil terbaik secara keseluruhan diperoleh oleh kelompok 5 dengan skor rasa,kekenyalan, dan kelengkatan berturut-turut adalah 5,5,3. Suhu pemasakan yang baik pada campuran gula adalah 125 oC. Perlakuan harus langsung di mixer sehingga adonan tidak membeku dan terlalu lengket mungkin menjadi penyabab rasa,kekenyalan,dan kelengketan dari tiap kelompok berbeda-beda.


DAFTAR PUSTAKA



Alikonis JJ. 1979. Candy Technology. AVI Publishing Company, Inc., Wesport, Connecticut.

Badan Standarisasi Nasional. 2008. Kembang gula - bagian 2: lunak. SNI 3547.2-2008. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Felicia, Evelyn., Rona J. Nainggolan dan Linda Masniary. 2017. Pengaruh Perbandingan Bubur Kweni Dengan Sari Jeruk Manis Dan Jumlah Gelatin Terhadap Mutu Marsmallow. J. Rekayasa Pangan dan Pertanian Vol 3 No. 1. Fakultas Pertanian, USU, Medan.

Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan Permen (EBOOKPANGAN). Semarang: Universitas Muhammadiyah.

Minifie BW. 1989. Chocolate, Cocoa, and Convectionary. Science and Technology 3-ed. The AVI Pub. New York.

Nakai S, Modler HW. 1999. Foods Proteins, Processing Application. London:Wiley-VHC.

Suryani, Rera dan Fithri Choirun. 2015. Modifikasi Pati Singkong (Manihot esculenta) Dengan Enzim α˗Amilase Sebagai Agen Pembuih Serta Aplikasinya Pada Proses Pembuatan Marsmallow. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No. 2 p.723˗733. Universitas Brawijaya, Malang.

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: Mbrio Press.

Komentar